I
Inilah kisah hamba-Mu
yang hina,
serong dengan dosa,
anak kehidupan fana
di kaki senja ia bertanya
TUhan pergi kemana,
di lautan diselamnya,
katanya:
Tuhan tak pernah disana
hamba-Mu tak pulang
mentari lenyap,
janji setianya tak berulang,
tak bagi Tuannya ia lelap.
II
Gunung tinggi tak menghalangi,
hamba-MU mengelana bumi
tak lelah ia
bersetubuh dengan dosa
merusak kebenaran ia,
menipu ia,
memeriahkan gerbang kota
dengan seribu berita
dikatakannya di gerbang kota
berita omong kosong
tentang bumi yang penuh,
dipenuhi oleh pesta yang jenuh
III
Lupa diri ia,
bumi penuh kekosongan
tak ada kamar yang abadi
selain di rumah kemarin
Karena kemarin ia
adalah anak TUannya,
pewaris hidup Abadi,
hamba dari Yang Suci
malam Tuannya pulang,
tak punya muka ia,
hanya ingin datang
untuk mengucap jumpa
IV
tak tahu ketika pulang
akankah ia dipanggil;
anak-Ku yang bungsu?
hamba-ku yang setia?
sebab ia tak dikenal;
rumahnya melupakan dia,
sama seperti dia
di rumah tak mengenal
hanya Bapanya yang tahan,
bila ia berpulang,
dan mengadakan Jamuan
di rumah yang akan datang
Senin, 26 April 2010
Pulangkah?
Lepas
dunia tak pernah mengambil,
dan tak pernah diambil,
karena semua kembali,
dan tak bisa pergi
Kala kehidupan tak kekal,
yang dalam sementara pun tak kekal,
untuk sebentar pun tidak,
tak ada yang kumiliki seumur hidupku
kala aku tak menggenggam,
kala aku tak tahu,
bagian itu telah kelam,
tak lagi disitu
bagian itu manis,
dan pahit saat yang bersamaan,
indah dan berharga
dan tak bisa kembali
bagian yang menjauhkanku
dari sang Kebenaran,
kini telah pergi,
meninggalkan kesusahan pekerjaannya padaku
kini, aku tahu
tak semua bisa kugenggam,
karena semua bukan milikku,
karena semua akan kembali
kembali, bukan padaku,
tetapi padaMU,
yang memiliki semuaku,
dan semua yang bukan aku.
dan tak pernah diambil,
karena semua kembali,
dan tak bisa pergi
Kala kehidupan tak kekal,
yang dalam sementara pun tak kekal,
untuk sebentar pun tidak,
tak ada yang kumiliki seumur hidupku
kala aku tak menggenggam,
kala aku tak tahu,
bagian itu telah kelam,
tak lagi disitu
bagian itu manis,
dan pahit saat yang bersamaan,
indah dan berharga
dan tak bisa kembali
bagian yang menjauhkanku
dari sang Kebenaran,
kini telah pergi,
meninggalkan kesusahan pekerjaannya padaku
kini, aku tahu
tak semua bisa kugenggam,
karena semua bukan milikku,
karena semua akan kembali
kembali, bukan padaku,
tetapi padaMU,
yang memiliki semuaku,
dan semua yang bukan aku.
Langganan:
Postingan (Atom)